13 Kutipan Nasehat Para Ulama
Berikut adalah penulisan ulang dari kalimat-kalimat yang diminta dengan makna yang tetap dipertahankan:
1. Syekh al-Islam Ibnu Taimiyah, semoga Allah meridhainya, menegaskan bahwa berdiri bersama para penindas adalah sebuah pengkhianatan, meskipun Anda melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an. Beliau pernah berkata: *Jika kalian melihat aku berada di barisan pasukan Tatar (Mongol) dengan Al-Qur'an di atas kepalaku, bunuhlah aku.*
2. Ibnu al-Qayyim rahimahullah berkata: *Agama apa dan kebaikan apa yang tersisa pada seseorang yang melihat larangan-larangan Allah dilanggar, aturan-Nya diabaikan, dan agama-Nya ditinggalkan, namun hatinya tetap tenang dan lidahnya tetap bungkam? Dia adalah iblis bisu.*
3. Generasi Salaf berkata: *Jika kalian mendengar seorang ulama berbicara tentang etika dan adab sementara umat sedang ditindas, jangan dengarkan dia, karena dia adalah seorang munafik.* Bagaimana dengan mereka yang sekarang mencela para mujahidin yang jujur dan membela agama serta kehormatan umat melawan musuh-musuh dari Yahudi, Nasrani, dan kaum munafik?
4. Salah satu pendahulu kita berkata: *Jika seorang ulama tiba di negeri di mana orang-orang bertauhid dibunuh, namun dia memilih berbicara tentang puasa dan shalat, maka dia telah mengkhianati Allah, Rasul-Nya, dan kaum beriman.* Banyak dari mereka yang mengklaim mengikuti Salaf akhir zaman, ternyata tidak memahami hal ini!!
5. Seorang Muslim yang menghabiskan hidupnya hanya untuk berdiri di depan Ka'bah, namun mengabaikan peran jihad yang dibutuhkan Islam di masa depan dalam bidang militer, ekonomi, dan lainnya, maka ibadahnya itu tidak akan bernilai di hadapan Allah.
6. *Membangun pabrik memiliki kedudukan yang setara dengan mendirikan masjid.* Syekh Muhammad Al-Ghazali.
7. *Setiap dakwah yang membuat orang mencintai kemiskinan, atau membuat mereka puas dengan standar hidup rendah, atau mengajarkan mereka menerima kehinaan dalam kehidupan, atau mendorong mereka bersabar dalam kemiskinan dan kehinaan serta merasa cukup dengan dunia, adalah dakwah yang tidak bermoral. Dakwah seperti itu hanya memperkuat ketidakadilan sosial dan mengeksploitasi masyarakat untuk melayani individu atau kelompok tertentu. Ini adalah kebohongan atas nama Islam dan mengada-ada terhadap Allah.* Syekh Muhammad Al-Ghazali.
8. Mufti Abu Al-Yusr Abidin pernah marah kepada beberapa syekh saat penjajahan Perancis, dan berkata: *Negeri ini sedang berperang dan berjihad, sementara kalian sibuk merayakan Maulid dan berkhataman kitab.* Mereka menjawab: *Kami melakukan ini dengan niat mencari solusi.* Beliau berkata: *Itu adalah pekerjaan bagi wanita dan orang tua. Berikan kepada saya biaya yang kalian habiskan untuk acara-acara itu, agar saya bisa membeli senjata dan makanan untuk para Mujahidin di Ghouta.* Bagaimana dengan para syekh Jamiyah dan Madkhali di masa sekarang?
9. Ibnu Taimiyyah berkata: *Jika para pejuang yang menjaga perbatasan negeri Islam berbicara, maka orang-orang yang hanya duduk di rumah sebaiknya diam.*
10. Sufyan Al-Tsauri – semoga Allah merahmatinya – berkata: *Barang siapa yang mendoakan agar penindas tetap berkuasa, maka dia menyukai kedurhakaan terhadap Allah.* Lalu, di manakah posisi mereka yang selalu memuji penguasa zhalim dan menyerukan ketaatan kepada penguasa yang berbuat maksiat?
11. Sufyan Al-Tsauri, semoga Allah merahmatinya, berkata: *Barang siapa yang tersenyum kepada penindas, atau menyambutnya dalam majelis, maka ia adalah pendukungnya.* Bagaimana dengan mereka yang mengeluarkan fatwa agar wajib menaati penguasa meskipun mereka berbuat maksiat?
12. *Siapa yang terbiasa hidup dalam kegelapan, akan sulit melihat cahaya. Siapa yang terlalu lama duduk akan sulit berdiri, dan siapa yang terlalu lama terhina, akan berat berjuang untuk meraih kemuliaan.* Syeikh Al-Tharifi.
13. Ibrahim bin Adham, semoga Allah meridhainya, berkata: *Setiap penguasa yang tidak adil adalah seperti pencuri, setiap ulama yang tidak bertakwa adalah seperti serigala, dan siapa pun yang tunduk kepada selain Allah adalah seperti anjing.*
