9 Realita Kematian

 



Oleh: Imam Shamsi Ali, Presiden Nusantara Foundation

Salah satu kepastian dalam hidup yang tidak bisa dihindari adalah kenyataan bahwa segala sesuatu yang diciptakan pasti akan berakhir. Yang abadi dan kekal hanyalah Allah, Sang Pencipta. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:

"Segala yang ada di bumi akan binasa. Dan hanya Wajah Tuhanmu yang kekal, penuh kebesaran dan kemuliaan.” (QS. Ar-Rahman: 26-27).

Karena itu, kita harus memahami kenyataan tentang "al maut" atau kematian. Kematian adalah satu peristiwa yang paling jelas dalam kehidupan manusia. Namun, banyak orang yang lalai atau bahkan tidak peduli akan hal ini.

Berikut beberapa realitas tentang kematian yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dan hadits Rasulullah SAW.

Pertama, kematian adalah bagian alami dari kehidupan. Kematian merupakan proses yang tidak bisa dipisahkan dari hidup itu sendiri. Artinya, jika ada kehidupan, maka pasti ada kematian. Hidup dan mati adalah satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Allah menegaskan ini dalam Al-Qur’an:

"Dia yang menciptakan kematian dan kehidupan untuk menguji siapa di antara kalian yang terbaik amalnya." (QS. Al-Mulk: 2).

Bagi seorang Mukmin, kematian dan kehidupan adalah bagian dari siklus hidup yang menyeluruh. Semua tahapan kehidupan saling terhubung, dan tidak ada fase yang terpisah dari yang lain.

Kedua, kematian adalah sesuatu yang pasti dan diyakini oleh semua makhluk. Oleh karena itu, kematian sering disebut sebagai "al-yaqiin" atau keyakinan. Allah berfirman:

"Dan sembahlah Tuhanmu hingga datang kepadamu keyakinan (kematian)." (QS. Al-Hijr: 99).

Kita sering melihat orang-orang yang kuat dan sehat menyadari bahwa mereka akan mati. Namun, banyak yang lalai dan tidak mempersiapkan diri dengan baik. Mereka lebih fokus mempersiapkan makam mewah daripada memperbanyak amal untuk kehidupan di alam kubur. Al-Qur’an juga menyebutkan:

"Mereka hanya mengetahui yang tampak dari kehidupan dunia; sedangkan tentang kehidupan akhirat mereka lalai." (QS. Ar-Rum: 7).

Ketiga, meskipun kematian itu nyata, waktu, tempat, dan cara kematian tetap menjadi misteri. Manusia tidak tahu kapan, di mana, dan bagaimana kematian akan datang. Kisah-kisah nyata sering kali mengingatkan kita tentang ketidakpastian ini. Misalnya, ada seseorang yang mempersiapkan pekuburan keluarga di kampung halaman, tetapi akhirnya dia dimakamkan di tempat yang jauh berbeda.

Ada juga cerita seorang bayi yang meninggal secara tiba-tiba tanpa penyakit. Malam sebelumnya, bayi itu tampak sehat, namun pada subuhnya ia sudah tiada. Ini menunjukkan bahwa kematian adalah bagian dari misteri yang hanya diketahui oleh Allah. Al-Qur’an menegaskan:

"Dan tidak seorang pun tahu apa yang akan diusahakannya besok. Dan tidak seorang pun tahu di bumi mana dia akan mati." (QS. Luqman: 34).

Keempat, kematian adalah peristiwa yang pasti terjadi dan tidak dapat dihindari. Meskipun manusia berusaha lari dari kematian, pada akhirnya kematian akan menemui mereka. Al-Qur’an menyatakan:

"Katakanlah (Muhammad), sesungguhnya kematian yang kalian hindari pasti akan menemui kalian." (QS. Al-Jumu'ah: 7).

Banyak kisah tentang orang yang berusaha lari dari kematian, seperti seseorang yang terbang jauh ke negara lain untuk mendapatkan perawatan medis, namun justru meninggal dalam perjalanan sebelum mendapatkan pengobatan. Usaha mereka untuk menghindari kematian justru mempertemukan mereka dengan ajal.

Kelima, kematian tidak memandang status atau keadaan seseorang. Ketika waktu kematian tiba, kaya miskin, kuat lemah, sehat sakit, tua muda, semuanya akan mati. Firaun yang berkuasa mati, Qarun yang kaya juga mati, Nabi Nuh yang hidup lama mati, bahkan Yusuf yang tampan juga meninggal. Orang-orang saleh maupun jahat, semuanya akan menghadapi kematian tanpa terkecuali.

Keenam, kematian telah ditentukan waktunya dan tidak bisa ditunda ataupun dipercepat. Al-Qur’an menegaskan:

"Dan ketika ajal mereka tiba, mereka tidak dapat menundanya barang sesaat pun, dan tidak dapat mempercepatnya." (QS. Al-A’raf: 34).

Ketujuh, kematian adalah peristiwa yang menyakitkan. Ketika seseorang berada dalam sakaratul maut, proses pemisahan antara tubuh dan ruh sangat berat dan menyakitkan. Pada saat itu, seseorang akan merasa sedih karena harus meninggalkan orang yang dicintai, sementara di hadapannya terbentang alam kubur yang mungkin belum dipersiapkan dengan baik. Allah berfirman:

"Dan datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang dahulu hendak kamu hindari." (QS. Qaf: 19).

Rasulullah SAW menggambarkan rasa sakit saat nyawa dicabut seperti 300 kali tebasan pedang.

Kedelapan, kematian hanya terjadi sekali dalam kehidupan manusia. Setelah kematian, seseorang tidak akan bisa kembali ke dunia untuk memperbaiki amalnya. Oleh karena itu, banyak orang yang saat berhadapan dengan kematian berharap bisa kembali ke dunia untuk berbuat lebih baik. Allah berfirman:

"Wahai Tuhanku, sekiranya Engkau menangguhkan (kematianku) sedikit waktu lagi, maka aku akan bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh. Tetapi Allah tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang." (QS. Al-Munafiqun: 10-11).

Pada ayat lain, Allah berfirman:

"Hingga apabila datang kematian kepada seseorang di antara mereka, dia berkata: 'Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia), agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan (sia-siakan).'" (QS. Al-Mu’minun: 99-100).

Kesembilan, kematian adalah cerminan kebijaksanaan dan kepintaran seseorang. Rasulullah SAW bersabda:

"Orang yang bijak adalah orang yang selalu menghisab dirinya sendiri dan beramal untuk kehidupan setelah kematiannya." (HR. At-Tirmidzi).

Kematian adalah pengingat bahwa hidup ini tidak kekal. Namun, peringatan ini tidak seharusnya membuat kita lemah dalam berjuang di dunia. Sebaliknya, kesadaran akan kematian harus mendorong kita untuk lebih giat dan sungguh-sungguh dalam beramal dan mempersiapkan diri menghadapi kehidupan setelah mati. Semoga kita termasuk orang yang bijak dan selalu mempersiapkan diri untuk kehidupan yang abadi.

Postingan populer dari blog ini

Kisah Mualaf Petinju Muda Berbakat Inggris Jake Henty