Kisah Mualaf Petinju Muda Berbakat Inggris Jake Henty

 


Seorang petinju muda asal Inggris, Jake Henty, telah memutuskan untuk memeluk agama Islam setelah menemukan bahwa agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad ini mampu memberikan solusi atas berbagai permasalahan hidupnya.

Sebelumnya, Jake dikenal sebagai seorang Kristen yang taat. Dalam podcast Da Bridge, Jake mengungkapkan bahwa sejak kecil ia sudah merasa dekat dengan nilai-nilai religius. Awal mula perkenalannya dengan Islam terjadi ketika ia rutin mendengarkan podcast dan menonton video motivasi di ponselnya sebagai cara untuk menjaga semangat dalam karir tinjunya.

Suatu hari, secara tak sengaja, ia menonton sebuah video motivasi Islami. “Saya sering mendengarkan video motivasi, dan tiba-tiba muncul beberapa video motivasi Islami. Saya mulai menyimaknya,” kata Jake. Awalnya, ia tidak terlalu memahami Islam dan tidak merasa tertarik untuk mendalami lebih jauh. Ia menganggap Islam hanyalah agama lain yang berbeda dari keyakinan Kristennya.

Namun, melalui podcast dan video motivasi tersebut, Jake akhirnya belajar bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan ketundukan dan keimanan kepada satu Tuhan, yaitu Allah SWT. “Rasanya masuk akal untuk menyembah satu Tuhan,” ungkapnya.

Setelah itu, Jake mulai memperdalam pengetahuannya tentang Islam. Dia menyadari bahwa banyak prinsip Islam yang sudah ia jalani dalam hidupnya, seperti tidak mengonsumsi alkohol, tidak berpesta, dan menghindari daging babi. Pada akhirnya, petinju yang menggunakan gaya Southpaw ini memutuskan untuk menjadi seorang Muslim, meskipun pada awalnya ia tidak tahu bagaimana cara melakukannya.

Jake pun memberanikan diri untuk pergi ke sebuah masjid di London, Inggris, yaitu Lewisham Islamic Centre (LIC), dan di sana ia mengucapkan syahadat dibimbing oleh Imam Shakeel Begg. Momen tersebut dibagikan melalui akun Instagram resmi masjid tersebut.

Dalam podcastnya baru-baru ini, Jake menceritakan bagaimana Islam telah membawa perubahan besar dalam hidupnya. “Saya belum pernah merasakan cinta dan dukungan sebesar ini sejak saya menjadi seorang Muslim,” ujar Jake.

Namun, perjalanan menjadi mualaf tidak selalu mudah. Setelah bersyahadat, Jake sempat mengalami cobaan, termasuk kehilangan beberapa sponsor. Bahkan, keluarganya sempat menjauhinya karena perbedaan agama. Namun, lambat laun mereka mulai menerima keputusan Jake setelah melihatnya rajin melaksanakan shalat dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik.

“Islam itu seperti penasihat pribadi. Banyak masalah yang kita hadapi bisa terselesaikan dengan membaca Al-Quran,” tutupnya.