Mengapa Orang Zalim Terkadang Masih Sukses di Dunia

 


Berikut penulisan ulang dari teks yang diminta dengan menjaga intisarinya:


Pada hakikatnya, setiap kezaliman pasti berujung pada kehancuran. Allah SWT berfirman:


“Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa Allah lalai dari apa yang dilakukan oleh orang-orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka hingga hari di mana mata akan terbelalak.” (QS Ibrahim 42).


Orang-orang zalim boleh saja menggunakan segala upaya untuk mempertahankan kezaliman mereka, namun Allah SWT menjamin bahwa semuanya akan sirna.


Hal ini karena setiap kezaliman tidak hanya melanggar hukum syariatullah, tetapi juga bertentangan dengan sunnatullah. Apapun kekuatan itu, jika melanggar ketentuan-Nya, pasti akan hancur.


Lihatlah kekuatan Firaun di masa lalu yang begitu besar, namun ia berakhir dengan sangat tragis. Allah menenggelamkannya di Laut Merah.


Kaum Aad dan Tsamud juga mendapat hukuman yang berat. Kaum Tsamud dihancurkan oleh suara dahsyat (thaagiah), sedangkan kaum Aad binasa oleh badai angin yang sangat dingin dan kencang selama tujuh malam delapan hari (QS Al Haqqah: 5-8). Ini adalah peringatan agar tidak ada lagi orang yang berbuat zalim setelah mereka.


Dalam surat Al-Fajr ayat 6-14, setelah menyebutkan kaum-kaum terdahulu yang dihukum, Allah SWT menjelaskan sebab-sebab mengapa azab itu menimpa mereka.


Pertama, karena mereka melampaui batas (thagha). Dari pelanggaran ini, muncullah berbagai kerusakan, seperti zina, korupsi, pembunuhan, dan lain sebagainya. Kemudian terjadilah yang ketiga, yaitu turunnya azab dari Allah SWT, "Maka Tuhanmu menimpakan kepada mereka cambukan azab."


Di sini Allah SWT menegaskan bahwa sekecil apapun kezaliman, tetap berada dalam pengawasan-Nya,"Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar mengawasi."


Artinya, orang-orang beriman yang berada di jalan kebenaran harus selalu optimis akan datangnya kemenangan. Teruslah bersabar dalam ketaatan dan berusaha semaksimal mungkin, karena "Kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa."(QS Al A'raf 128).


Ayat ini sebenarnya merupakan bagian dari nasihat Nabi Musa kepada kaumnya agar tetap bersandar pada Allah dan bersabar ketika dikejar-kejar oleh Firaun. Setelah itu, mereka menyaksikan sendiri bagaimana Allah memenangkan mereka dan menghancurkan Firaun dengan cara yang sangat hina.


Maka, janganlah kita berprasangka buruk kepada Allah dengan bertanya mengapa orang-orang zalim masih dibiarkan berkuasa, atau mengapa kaum Yahudi masih bercokol di Palestina? Dalam hukum Al-Qur’an, ada konsep yang disebut istidraj.


“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, Kami akan menarik mereka secara berangsur-angsur (menuju kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui." (QS Al A’raf 182).


Ketika seseorang diberikan kemudahan dalam urusan dunia, sementara dia terus menerus berbuat zalim, sebenarnya ia sedang diulur. Allah sengaja memudahkan urusannya agar dosanya semakin besar dan setara dengan azab yang telah Allah persiapkan. Allah berfirman:


“Maka beri tangguhlah orang-orang kafir itu, tangguhkanlah mereka barang sebentar.” (QS At-Tariq 17), karena Allah sengaja menunda hukuman mereka secara perlahan.


*Naskah ini diadaptasi dari Harian Republika, karya Amir Faishol Fath.*

Postingan populer dari blog ini

Kisah Mualaf Petinju Muda Berbakat Inggris Jake Henty